| Ihsan Sidiq dan Fendiarni Luthfi
Sekilas tentang Klimatologi
Pengertian Klimatologi Klimatologi berasal dari bahasa Yunani klima yang berarti wilayah dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah klimatologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang iklim, cara kerja sistem iklim, variasi dan penyimpangannya, serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia. Klimatologi dapat diartikan pula sebagai gejala alam yang berkaitan dengan iklim dan kualitas udara. Iklim sendiri dalam arti sempit didefinisikan sebagai kondisi cuaca rata-rata pada lokasi tertentu dan periode waktu tertentu. Iklim juga dapat diartikan sebagai rata-rata keadaan cuaca jangka panjang yang umumnya bersifat tetap. Rata- rata keadaan cuaca setidaknya selama 30 tahun agar dapat membentuk pola cuaca di suatu wilayah. Selain itu, iklim juga sering diartikan sebagai nilai statistik cuaca jangka panjang di suatu wilayah. Oleh karena itu, iklim adalah hal yang berbeda dengan cuaca. Perbedaan tersebut terlihat dari rentang waktu serta jangkauannya. Cuaca memiliki rentang waktu yang singkat dan dalam lokasi yang sempit. Sementara itu, iklim memiliki rentang waktu yang lama dan dalam lokasi yang luas. Sebagai contoh berikut merupakan pernyataan tentang cuaca, “Suhu udara di Kalimantan Tengah pada hari ini mencapai 31°C”. Sementara itu, iklim memiliki pernyataan sebagai berikut, “Rata-rata suhu udara di Kalimantan Tengah sepanjang tahun berkisar 31°C”. Unsur-unsur pembentuk iklim sama seperti unsur-unsur pembentuk cuaca yakni terdiri dari radiasi matahari, suhu udara, tekanan udara, angin, kelembapan udara, evaporasi, awan, serta presipitasi (hujan). Sejarah Klimatologi Referensi awal tentang meteorologi dan klimatologi ditemukan sekitar tahun 400 SM pada Hippocrates’ Air, Waters and Places, diikuti oleh Aristoteles Meteorologica yang ditulis sekitar tahun 350 SM. Kesimpulan logis tentang iklim selanjutnya ditemukan dalam karya filsuf Aleksandria Eratosthenes dan Aristarchus. Setelah itu, dengan dimulainya eksplorasi geografis yang lebih luas pada abad ke-15, deskripsi tentang iklim bumi mulai muncul. Penemuan instrumen meteorologi seperti termometer pada tahun 1593 oleh Galileo Galilei dan barometer pada tahun 1643 oleh Evangelista Torricelli memberikan dorongan yang lebih besar sebagai awal babak baru kajian atmosfer yang mengarah pada keadaan iklim di waktu dan tempat yang berbeda. Selanjutnya, pada tahun 1735 pola sirkulasi yang menghubungkan daerah tropis dan subtropis, termasuk angin pasat, konveksi tropis dan gurun subtropis, pertama kali ditafsirkan oleh George Hadley yang kemudian dikenal sebagai sel Hadley. Pada tahun 1883, Julius von Hann, pertama menerbitkan Buku Pegangan Klimatologi. Pada tahun 1918, Wladimir Köppen menghasilkan klasifikasi terperinci pertama dari iklim dunia berdasarkan tutupan vegetatif lahan. Upaya ini diikuti oleh perkembangan yang lebih rinci oleh ahli geografi E.E. Federov pada tahun 1927 yang mencoba menjelaskan iklim lokal dalam hal pengamatan cuaca harian. Pada bulan September 1929, International Meteorological Organization (IMO) bertemu di Kopenhagen, menyetujui untuk membentuk komisi terkait bidang klimatologi. Pada tahun 1930, muncul barya besar lainnya tentang klimatologi adalah karya Tor Bergeron yakni klimatologi dinamis, serta Wladimir Köppen dan Rudolf Geiger yang menghasilkan Buku Pegangan Klimatologi pada tahun 1936. Pada tahun 1948, C.W. Thornthwaite membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketersediaan air dan evapotranspirasi. Dalam dekade-dekade berikutnya, perkembangan teori tentang klimatologi mengalami kemajuan besar. Pada tahun 1950 dibentuk World Meteorological Organization (WMO) sebagai penerus IMO untuk melakukan kajian iklim lanjutan. Ruang Lingkup Kajian Klimatologi 1. Mikroklimatologi : Ilmu iklim yang membahas atmosfer sekitar ± 10 m dari permukaan tanah. Contoh: iklim kota, iklim hutan, iklim sawah. 2. Mesoklimatologi : Ilmu iklim yang membahas perilaku atmosfer dalam batas wilayah regional. Contoh: iklim Jawa Timur. 3. Makroklimatologi : Ilmu Iklim yang menekankan pembahasannya pada wilayah yang luas. Contoh: iklim Indonesia. Cabang Ilmu Klimatologi 1. Klimatografi (Climatography) Klimatologi yang membahas secara deskriptif berdasarkan data, peta dan gambar/foto. Pembahasan iklim yang umumnya dikembangkan oleh para pakar ilmu bumi (geografi), sehingga tidak disertai analisis fisika maupun matematika yang mendalam. 2. Klimatologi Fisik (Physical Climatology) Klimatologi yang menggunakan ilmu fisika dan matematika dalam membahas keadaan cuaca yang terjadi di atmosfer. 3. Klimatologi Dinamik (Dynamical Climatology) Klimatologi yang membahas pergerakan atmosfer, terutama pergerakan atmosfer umum di suatu wilayah di dunia 4. Klimatologi Terapan (Applied Climatology) Klimatologi yang membahas penerapan ilmu iklim untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Beberapa contoh klimatologi terapan adalah: a. Klimatologi Pertanian atau Agroklimatologi (Agricultural Climatology) Klimatologi yang membahas permasalahan iklim terhadap pengaruh perilaku iklim terhadap pertanian. b. Klimatologi Kelautan (Marine Climatology) Klimatologi yang membahas pengaruh antara iklim dan lautan. c. Klimatologi Perkotaan (Urban Climatology) Klimatologi yang membahas tentang pengaruh aspek iklim terhadap perencanaan maupun penataan kota. d. Klimatologi Bangunan (Building Climatology) Klimatologi yang membahas pengaruh iklim terhadap bentuk, ukuran, bahan dan warna bangunan, baik di dalam ruang maupun di luar bangunan. e. Bioklimatologi (Bioclimatology) Klimatologi yang membahas pengaruh iklim terhadap kehidupan mahluk hidup seperti kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan. Tujuan dan Manfaat Penerapan Ilmu Klimatologi Tujuan ilmu klimatologi adalah mempelajari karakteristik atmosfer dalam mengendalikan iklim global, jenis iklim, penyebab dan proses yang mempengaruhi variasi iklim, unsur iklim dan dampaknya pada manusia atau sebaliknya, sehingga klimatologi sangat bermanfaat dalam penerapannya pada berbagai macam sektor. Ilmu ini membantu orang untuk lebih memahami kondisi atmosfer tentang pola cuaca dan perubahannya dari waktu ke waktu. Diantara manfaat dalam penerapan ilmu klimatologi adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan, kesehatan, perhubungan, perdagangan dan pariwisata, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, dalam sektor pertanian, klimatologi memberikan peran dalam perencanaan waktu yang tepat dalam proses penanaman tanaman disesuaikan dengan iklim yang sedang terjadi di suatu wilayah dikarenakan pertanian sangat bergantung dengan kondisi iklim di suatu wilayah. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap hasil panen yang didapatkan bagi para petani.